Perayaan Jumat Agung dalam Keheningan, Kisah Konspirasi dan Penebusan Dosa

perayaan jumat agung
Penulis, Enjelicha Dalonto (Foto: Enjelicha)

Salah satu kisah tragis adalah kisah penghianatan Yudas yang dituliskan dalam Lukas 22: 1 – 6.

Bahwa Yudas bermufakat dengan para imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal bait Allah, orang-orang yang ingin membunuh Yesus. Sebagai imbalannya ia mendapatkan 30 keping uang perak.

Konspirasi 30 keping perak itu tercipta menjelang anak manusia akan ditukar dengan 30 keping logam perak. Begitulah, sehingga tiba saatnya DIA dicambuk, didera, memikul salib, lalu dipaku dan diSalibkan.

Bacaan Lainnya

Darah dan air mata terus mengucur sebagai pertanda kasih yang Abadi. Luka rajam menganga sebagai wujud Cinta Kasih yang Abadi.

Segala bentuk cacian, makian bahkan hinaan, tetap memperteguh hati pada sebuah Kematian sejati.

Hingga akhirnya bangkit, membawa kemenangan pesan agung dalam kemurnian Kehidupan yang Hakiki.

Pada sebuah keheningan, menepi penuh dengan pengharapan.

Sekilas sorot mata itu berganti pada ketakutan namun hanya sekejap, tetesan-tetesan darah terurai pada helaian cambuk membanjiri sekujur tubuhNya.

Kemudian Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “SUDAH SELESAI . ” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yohanes 19:30)

Ini adalah ungkapan perasaan yang mendalam karena telah menyelesaikan sebuah tugas / pekerjaan.

Sebagai tanda dari derita yang tak terkira, penderitaan yang harus dipikul oleh tubuh yang dipaku demi untuk menanggung beban yang tidak dibuatNya.

Keselamatan manusia sudah DISELESAIKAN Oleh Tuhan Yesus, dosa sudah dikalahkan, Penebusan sudah diberikan kepada setiap manusia yang menerima Karya ILLAHI tersebut.

Jadi, ketika Yesus berkata, “Tetelestai–Sudah selesai,” artinya, “Sudah selesai di MASA LALU, sudah selesai di MASA SEKARANG dan akan tetap selesai sampai di MASA YANG AKAN DATANG .”

Semoga perayaan Jumat Agung, mengajarkan kita untuk tetap dan terus memandang karya salib Kristus Kematiannya dapat memberikan Teladan dan Penguatan bagi kita semua, ditengah Pandemi Global yang sedang melanda kita.

Mawu Mengalamate Si kite Kebi !

Penulis: Enjelicha Chillfa Dalonto
Editor : Redaksi (Red01)

Pos terkait