 |
| Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat melakukan pertemuan secara virtual dengan Vice President Amazon Web Services, Michael Punke, Jumat (19/3/2021). (Dok. Kemendag) |
“Saya jamin tidak ada impor saat panen raya,” kata Lutfi, dikutip dari Kompas, Sabtu (20/3/2021).
Lutfi menjelaskan, pemerintah hingga saat ini belum melaksanakan impor dan rencana impor 1 juta ton beras tidak bertujuan untuk merusak harga beras petani.
“Dan hari ini tidak ada beras impor yang menghancurkan harga petani, karena memang belum ada yang di impor,” jelas Lutfi.
Menurut Lutfi, prinsip dasar pemerintah sejak lama, terutama saat terjadi gejolak harga beras, Bulog harus memiliki stok cadangan atau iron stock sebanyak 1 juta-1,5 juta ton, yang bisa didapat dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dia membeberkan kalau impor beras adalah tindakan antisipatif pemerintah jika panen petani dalam negeri tidak sesuai dengan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), yang artinya tidak memenuhi syarat besaran stok beras yang dibutuhkan Bulog.
Tapi kalau mencukupi, maka importasi beras tidak perlu dilakukan.
“Kalau memang baik (panen), tentu Bulog akan mengisi stoknya dari pengadaan dalam negeri. Tetapi angkanya jelas, Bulog harus mempunyai 1 juta-1,5 juta ton,” bebernya.
(Red)
