MANADO, BININTA.com – Umat kristiani memperingati Hari Jumat Agung sebagai peringatan akan pengorbanan Yesus Kristus yang disalibkan di atas kayu salib. Dalam peringatan Jumat Agung kali ini, Ketua KPW PRD Sulut, Jim R. Tindi memberikan pesan resmi PRD Sulut kepada seluruh kader dan simpatisan.
Ini Pesan Jumat Agung KPW PRD Sulut:
Kepada seluruh kader dan simpatisan PRD Sulut dimana saja berada.
Hari ini kita memaknai pelaksanaan Ibadah Jumaat Agung dengan cara yang berbeda dari biasanya. Saya berharap kita semua dalam Lindungan Kasih Karunia Allah. Jumaat Agung kali kita maknai dengan situsia yang sangat memprihatinkan
Hari ini kita memaknai pelaksanaan Ibadah Jumaat Agung dengan cara yang berbeda dari biasanya. Saya berharap kita semua dalam Lindungan Kasih Karunia Allah. Jumaat Agung kali kita maknai dengan situsia yang sangat memprihatinkan.
“Hari Jumat Agung bagi orang Kristen adalah hari hening, hari orang menatap ke atas salib tempat Yesus bergantung, hari orang kembali merenungkan penebusan Yesus Kita juga hari ini berdiri di atas bukit Golgotha. Kita menyaksikan saat pakaian Yesus ditanggalkan, saat-saat paku-paku menembusi kaki dan tangan Yesus, saat Salib ditegakkan, saat-saat Yesus mengucapkan tujuh sabdaNya dari atas salib.
Di bawah asuhan seorang tukang kayu di Nazaret, Yesus tentu tahu tentang kayu, tahu tentang paku, tahu tentang hammar dan berbagai alat pertukangan lain. Kini semua alat ini digunakan para pembunuhNya ketika Ia dipaku di kayu salib.
Hari ini kita ingin merenung di hari penyelamatan kita. Di saat orang menghujat Yesus tetapi masih ada harapan, ketika Yesus menjawab orang yang mengenali dirinya, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai raja” (Luk 23:42). Di salib itulah umat manusia menerima penebusan. Di salib itulah, kita disembuhkan oleh luka-luka Yesus.
Tak Ada hidup Kristiani Tanpa Salib
Salib itu mungkin tantangan hidup, rasa tidak diterima oleh orang lain, disalahpahami, disingkirkan, dikhianati, ditolak, dianggap sepele, dicaci maki, dihina, dipermalukan dan lain-lain. Salib adalah salib. Dalam cahaya salib Yesus, kita ingin melihat salib kita sendiri. Hanya ketika kita menerima salib itu, Yesus akan mengubah salib kita menjadi salib penebusan, salib yang membawa kita pada firdaus yang membahagiakan.
Hanya dengan itu, hati kita bisa menjadi sebuah bait Allah, jiwa kita sebuah altar, tempat pikiran dan perasaan kita menyatu dalam belas kasih Allah. Itu sebabnya kita berkata, salib bukan merupakan kata akhir. Penderitaan bukan jalan terahir, tetapi melalui salib kita optimisme menoleh ke depan, masih ada pengampunan dan haru-hari baik yang penuh kepastian.Para Kader dan Simpatisan Partai Rakyat Demokratik yang saya kasihi,
Hari ini Dia disalib, tapi perjuangan tidak pernah padam. Pandanglah salib itu, bangkit dan menanglah……!!
#UbahCaraPandang
#lMenangkanPancasila
Manado, 10 April 2020
(Redaksi)