Tren Sadfishing di Media Sosial Rawan Ganggu Kesehatan Mental

Ilustrasi Sadfishing
Ilustrasi Sadfishing (Pixabay).

BININTA.COM – Pengguna media sosial umumnya memanfaatkan media sosial untuk mencurahkan emosi dan perasaannya. Tren curhat di media sosial ini dinamakan Sadfishing.

Tren sadfishing ini dilakukan dengan mengunggah masalah emosional seseorang untuk menarik perhatian, simpati, atau menggaet audiens.

Namun sayangnya, sadfishing ini merusak kesehatan mental seseorang, terutama bagi anak remaja.

Studi dari Digital Awareness UK (DAUK) menemukan, remaja dengan masalah kesehatan mental mencari dukungan online. Namun alih-alih dukungan yang didapat, mereka malah di-bully melalui komentar dan kritik yang tidak adil.

Kritikan dan penolakan ini membuat anak-anak remaja yang umumnya berada di bangku sekolah menjadi lebih rentan.

“Siswa yang terkena bully karena sadfishing (melalui komentar di media sosial, di aplikasi pesan instan atau tatap muka), memperburuk masalah kesehatan mental yang serius,” ungkap laporan tersebut.

Sementara itu, melansir klikdokter.com, komentar-komentar negatif dari sadfishing secara umum dapat menyebabkan seseorang mengalami rasa bersalah, kecemasan, ketakutan, kesedihan yang makin dalam dan merasa sendirian.

Hal ini juga dapat menyebabkan dia merasa bahwa tidak orang yang mendukungnya atas masalah yang dihadapi.

Pada akhirnya, perundungan (bullying) yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat membuat orang tersebut menjadi depresi dan memiliki niatan untuk mengakhiri hidupnya.

Mengumbar kesedihan di media sosial sah-sah saja dilakukan. Namun, jika sadfishing tersebut dilatar belakangi oleh stres atau tekanan mental, alangkah baiknya mencurahkannya dengan hal-hal positif atau dengan melakukan hobi anda.

(am)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *