PRP-Talk Telkom University Berbagi Tips Menjadi Internal Influencer Sukses

prp-talk telkom
Kegiatan PRP-Talk Prodi Hubungan Masyarakat, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University (Foto: Telkom University)

BININTA.COM – Peran dan fungsi karyawan perusahaan sebagai pemengaruh internal (internal influencer) atau kerap disebut Digitroops menjadi sangat strategis di era media sosial saat ini.

Para karyawan yang memiliki loyalitas tinggi dan pemahaman mumpuni terkait operasional bisnis dan brand perusahaannya, ketika menjadi seorang pemengaruh internal dapat berperan sebagai layaknya seorang juru bicara (spokes person) perusahaan.

Bahkan, peran pemengaruh internal sama pentingnya dibandingkan dengan pemengaruh eksternal (external influencer) yang kerap memiliki jumlah pengikut (followers/subscribers) yang besar.

Bacaan Lainnya

Hal itu disampaikan oleh Yuni Miyansari, M.Ikom, Corporate Communication PT Bio Farma, saat berbagi tips sebagai dosen tamu dalam kegiatan Public Relations Practitioners’s Talk (PRP-Talk) yang diselenggarakan secara daring oleh Prodi Hubungan Masyarakat, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University, Jumat (13/5/2022).

Dengan membahas tema “Digitroops: Tips Mengelola Internal Influencer” Yuni mengatakan, saat ini berbagai perusahaan dan instansi telah memiliki pemengaruh internal atau digitroops, dengan pertimbangan keberadaan mereka dapat membantu perusahaan dan institusi dalam memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat melalui akun media sosial masing-masing.

Menurut Yuni, dalam banyak hal para pemengaruh internal lebih efektif dibandingkan pemengaruh eksternal. Namun, untuk mengoptimalkan peran dan fungsi mereka, perusahaan dan institusi perlu membekali karyawan yang akan berperan sebagai pemengaruh internal dengan beberapa skill.

Salah satu diantaranya adalah kemampuan menjadi seorang digital storyteller yang mampu menulis dan membangun kisah yang menyentuh dan menarik perhatian publik.

“Selain itu seorang pemengaruh internal adalah memiliki attitude yang baik saat menggunakan media sosial, mengingat warganet saat ini dapat menelusuri jejak digital (digital footprint) setiap pemilik akun di media sosial. Bagaimanapun, reputasi baik dari seorang pemengaruh internal menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki karena mereka menjadi representasi perusahaan atau institusinya,” ujar Yuni.

Lanjut Yuni, agar bisa memiliki pemengaruh internal yang senantiasa bisa membantu perusahaan atau institusi, di saat normal maupun krisis, maka tugas perusahaan (dalam hal ini public relations) untuk senantiasa merangkul mereka.

Dengan megacu pada pengelolaan digitroops di Bio Farma, menurutnya penting bagi suatu perusahaan atau instansi memberikan pengarahan hingga dukungan informasi.

“Pihak perusahaan secara berkelanjutan memberikan pengarahan, pelatihan hingga dukungan informasi terkait program perusahaan atau kampanye PR yang harus disampaikan ke publik.

Sementara itu, dosen pengampu mata kuliah Hubungan Masyarakat Digital 2, Drs. Hadi Purnama, M,Si. mengungkapkan bahwa kegiatan PRP-Talk merupakan agenda rutin yang mengundang para praktisi menjadi dosen tamu, agar bisa berbagi pengalaman dari dunia kerja kepada mahasiswa.

“Di setiap PRP-Talk diundang dosen tamu yang membahas topik yang beragam seputar implementasi Digital Public Relations di berbagai korporasi maupun institusi pemerintah,” ujarnya.

Adapun tujuan kegiatan PRP-Talk selain mahasiswa memperoleh gambaran lebih konkret dan update implementasi Digital PR di korporasi dan institusi, juga bisa menjembatani dunia kampus dengan dunia kerja.

(***/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *