Microsoft (Pixabay) |
BISNIS, BININTA.COM – Microsoft Corporation, perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, tengah berupaya mengakuisisi perusahaan pengenalan suara Nuance Communications yang tercatat di bursa Nasdaq AS dengan kode saham NUAN.
Transaksi akuisisi ini dapat ditandatangani paling cepat pekan ini dan rencananya akan diumumkan pada Senin waktu AS (Selasa waktu Indonesia).
“Microsoft pertama kali mendekati Nuance pada Desember tahun lalu,” kata seorang sumber, dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (12/4/2021).
Bahkan, perusahaan yang didirikan Bill Gates dan Paul Allen ini bersedia merogoh kocek sebesar US$ 56/saham untuk mengakuisisi Nuance.
Dengan demikian, Nuance memiliki nilai ekuitas sebesar US$ 16 miliar atau setara dengan Rp 232 triliun (kurs Rp 14.500/US$), 23% harga premium di atas harga penutupan saham pada Jumat yakni sebesar US$ 45,58/saham.
Nilai akuisisi Nuance ini tercatat sebagai akuisisi terbesar kedua Microsoft, setelah akuisisi LinkedIn sebesar US$ 27 miliar atau Rp 392 triliun pada tahun 2016 silam.
Bisnis Nuance dipandang akan lebih selaras dengan skema bisnis Microsoft yang melayani korporasi dan pemerintah.
Apalagi, perusahaan yang didirikan pada tahun 1992 itu melaporkan laba bersih US$ 7 juta atau Rp 102 miliar dari pendapatan sekitar US$ 346 juta atau Rp 5 triliun pada kuartal keempat.
Nuance memperoleh pendapatan dengan mengenali dan menuliskan ucapan dalam kunjungan dokter, panggilan layanan pelanggan dan pesan suara.
Sementara Microsoft sendiri telah memiliki alat untuk mengaktifkan aplikasi dalam mentranskripsikan ucapan menjadi kata-kata tertulis, dan bisa menggabungkan pengenalan suara, seperti mesin pencari Bing dan aplikasi komunikasi Teams miliknya.
Sehingga dengan mengakuisisi Nuance dapat memperluas kemampuan Microsoft dalam hal perangkat lunak suara.
Rencana akuisisi tersebut juga kian menunjukkan upaya Microsoft yang terus berkembang dengan melakukan akuisisi.
Sebelumnya Microsoft juga pernah berencana membeli aplikasi TikTok di AS tahun lalu. Sementara pada bulan lalu menyelesaikan akuisisi perusahaan pembuat video game Zenimax sebesar US$ 7,5 miliar atau setara Rp 108 triliun.
(djl)