Menlu AS Desak China Bantu Denuklirisasi Korea Utara

Menlu AS Antony Blinken
Menlu AS Antony Blinken mendesak China untuk membujuk Korut melakukan denuklirisasi pada Pertemuan Tingkat Menteri AS-Korsel (Dok. AP)

INTERNASIONAL, BININTA.COM – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak China agar meyakinkan Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi. Hal ini dia sampaikan pada Kamis (18/3/2021) dalam Pertemuan antara Menteri Luar Negeri dan Pertahanan AS dengan Republik Korea Selatan di Seoul. 
“Beijing memiliki kepentingan, kepentingan pribadi yang jelas dalam membantu denuklirisasi (Korea Utara) karena itu (program Nuklir Korut) adalah sumber ketidakstabilan,” kata Blinken, dikutip dari Associated Press, Kamis (19/3/2021). 
Dia mengatakan, China seharusnya dapat “memainkan peran penting” untuk denuklirisasi Korea Utara karena dari segi ekonomi dan perdagangan, negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu sangat bergantung kepada China. 
Selain itu, menurutnya China sebagai anggota Dewan Keamanan PBB wajib menjalankan resolusi DK PBB yang telah disepakati, yakni sepenuhnya memberlakukan sanksi atas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara, yang selama ini menjadi ancaman serius bagi AS dan sekutunya. “Itu adalah sumber bahaya dan jelas merupakan ancaman bagi kami dan mitra kami,” imbuhnya. 
Pernyataan Blinken ini disampaikan beberapa jam setelah Choe Son Hui, wakil menteri luar negeri pertama Korea Utara, mengkonfirmasi tawaran negosiasi dari AS, yang ditolak oleh Korut. 
Choe Son Hui menyebut, tawaran negosiasi AS ini sebagai “trik untuk menunda waktu” dan mengatakan Korea Utara tidak akan menerima tawaran negosiasi jika AS tidak menarik permusuhannya dengan Korut. 
“Apa yang telah terdengar dari AS sejak munculnya rezim baru (Pemerintahan Presiden Biden) hanyalah teori gila tentang ‘ancaman dari Korea Utara’ dan retorika tak berdasar tentang ‘denuklirisasi sepenuhnya’,” ujarnya.
Sebelumnya, Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un juga buka suara terkait kunjungan Menlu AS Antony Blinken dan Menhan Lloyd Austin ke sekutunya, Korsel, dan latihan militer gabungan AS-Korsel yang dianggapnya sebagai invasi. Dirinya memperingatkan AS agar tidak bermain api dengan Korut. 
“Kami memperingatkan AS untuk tidak menyebarkan bau mesiu ke tanah kami,” katanya.
Menanggapi penolakan Korut untuk bernegosiasi dan terkait langkah AS ke depan, Blinken menyatakan, AS akan meminta pendapat dari sekutunya. Malahan, Blinken balik mengkritik pemerintah Korut atas pelanggaran HAM dan tindakan represif terhadap warganya. 
“Masyarakat Korea Utara terus menerima tindakan represif yang sistematis di tangan pemerintah,” tegas Blinken. 
Dia menambahkan, pertemuannya dengan pihak Korsel, selain membahas perilaku agresif dan otoriter China bagi stabilitas di kawasan Asia Pasifik, juga membahas kemunduran demokrasi dan pelanggaran HAM di Myanmar. 
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menegaskan komitmen AS bagi pertahanan Korsel, terutama dari kemungkinan serangan rudal balistik Korut. 
“AS berkomitmen penuh dengan menggunakan seluruh kemampuan kami untuk pertahanan Korsel,” kata Austin. 
Kunjungan Blinken dan Austin ke Korsel adalah kunjungan pertama pejabat setingkat Menteri sejak Joe Biden menjabat Presiden AS pada bulan Januari. 
Selain membahas denuklirisasi Korut dan keamanan di semenanjung Korea, kunjungan Blinken dan Austin juga untuk memperkuat aliansi AS di Asia Pasifik melawan kedigdayaan China. Mereka telah mengunjungi Jepang sebelum datang ke Seoul. 
AS dan China sepakat mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Alaska, AS, untuk membahas konflik antara kedua negara dalam dua tahun terakhir, serta berbagai persoalan global yang melibatkan kedua negara pemilik senjata nuklir itu. 
(AR)

Pos terkait