Pengunjuk rasa berkumpul di Victory Column untuk melakukan protes terhadap Pembatasan terkait virus Corona, Sabtu (29/08/2020). (Foto: AP/Michael Sohn) |
“Sayangnya tidak ada pilihan lain, selain membubarkan pengunjuk rasa” ungkap pihak kepolisian.
Aksi demonstrasi ini diikuti oleh sekitar 18 ribu orang dan berlangsung damai, namun ada satu orang yang ditangkap kepolisian Jerman.
Para pengunjuk rasa mengatakan kalau aksi demonstrasi ini untuk mempertahankan kebebasan fundamental mereka dari ancaman pembatasan terkait virus corona, seperti menjaga jarak dan kewajiban memakai masker.
“Saya disini untuk mempertahankan kebebasan fundamental saya,”ungkap Stefan, salah seorang warga Jerman yang ikut demonstrasi.
Aksi serupa juga pernah terjadi pada pada awal Agustus lalu, diikuti oleh sekitar 20.000.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn sempat mengkritik para pengunjuk rasa karena mereka dianggapnya tidak mematuhi aturan, termasuk aturan physical distancing 1,5 meter.
“Ya, demonstrasi harus diijinkan meski di tengah pandemi. Tapi tidak seperti ini,” ungkap Spahn.
Aksi demonstrasi kedua kalinya di bulan Agustus ini berlangsung di tengah semakin meningkatnya kasus COVID-19 di Jerman akhir-akhir ini.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Jumat (28/08/2020) mengatakan kalau pandemi COVID-19 akan semakin menantang terutama di musim dingin mendatang.
Ia pun memberlakukan denda minimum 50 Euro bagi yang tidak memakai masker di 16 negara bagian Jerman dan memperpanjang pelarangan acara publik hinga tahun depan.
“Kita harus hidup dengan virus ini untuk waktu yang lama. Ini masih serius.” ujar Merkel. (AR)