BININTA.COM – Perang Rusia-Ukraina disinyalir dapat menyebabkan resesi ekonomi, apabila ekspor energi dari Rusia tidak berlanjut tahun ini karena sanksi Barat.
Melansir Bloomberg, Rabu (23/3/2022), studi yang dilakukan ekonom Federal Reserve Bank of Dallas menunjukkan akan terjadi penurunan ekonomi tanpa ekspor energi dari Rusia.
“Jika sebagian besar ekspor Rusia keluar dari pasaran untuk sisa waktu tahun ini, penurunan ekonomi global tampaknya tidak dapat terhindarkan,” tulis ekonom Lutz Kilian dan Michael Plante dalam sebuah artikel yang dimuat di Dallas Fed.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi global menurut keduanya dapat berlangsung dalam waktu lama dan bakal lebih parah dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 1991 silam.
Dalam perkembangan terbaru, hukuman terhadap Rusia atas invansi Rusia melalui penolakan lembaga keuangan dunia untuk mendukung kelangsungan ekspor energi dari Rusia menimbulkan risiko.
“Sebagian besar dampaknya tidak dapat diduga sebab awalnya, sanksi AS dan Uni Eropa mengecualikan ekspor energi Rusia.”
Meskipun sanksi AS pada awalnya mengecualikan ekspor energi Rusia, namun penutupan akses keungan global terhadap Rusia menimbulkan masalah baru pada transaksi perdagangan dengan Rusia.
Baca Juga: Daftar Negara Tidak Bersahabat Rusia, Indonesia Termasuk?
Menurut keduanya, berpindah ke penyedia pasokan energi lain, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, juga memiliki kendala.
Hal ini karena kedua negara tersebut mengisyaratkan tidak akan memberikan bantuan. Apalagi, produsen serpih AS dibatasi oleh adanya kemacetan pada rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja dan desakan investor terkait disiplin modal.
“Ada indikasi bahwa beberapa negara pengimpor minyak sedang menjajaki skema pembayaran alternatif tanpa menggunakan kredit perdagangan, melewati sanksi keuangan saat ini atau mengandalkan mata uang alternatif,” lanjut Kilian dan Plante.
Transaksi keuangan alternatif tersebut untuk mengatasi melambungnya harga karena masalah yang muncul akibat sulitnya melakukan pembayaran.
(Red)