BININTA.COM – Di tengah menurunnya kasus Covid-19 di AS, jumlah pengangguran juga terus menurun selama lima minggu berturut-turut.
Hal ini dapat dilihat dari menurunnya jumlah pengajuan bantuan untuk pengangguran (jobless aid) menjadi 385.000 orang atau berkurang 20.000 dari minggu sebelumnya, berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis (3/6/2021).
Kondisi ini juga mencerminkan pasar kerja AS yang perlahan mulai pulih dari resesi ekonomi karena Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.
Semakin banyak orang Amerika yang pergi berbelanja, bepergian, makan di luar rumah, dan berkumpul di tempat hiburan.
Aktivitas warga AS di luar rumah yang semakin meningkat ini membuat banyak perusahaan mencari pekerja baru.
Berdasarkan survei ekonomi lembaga FactSet, ada 1,8 juta lowongan pekerjaan yang tersedia tahun ini dengan rata-rata lebih dari 450.000 jumlah orang yang diterima setiap bulannya. Bahkan pada bulan Mei lalu, ada tambahan 656.000 lowongan pekerjaan.
Semakin bertambahnya lowongan pekerjaan maka menjadi kabar gembira bagi masyarakat AS setelah 8,2 juta orang yang dilaporkan kehilangan pekerjaan sejak Februari 2020.
AnnElizabeth Konkel, ekonom di Indeed Hiring Lab, mengungkapkan banyaknya pengajuan bantuan pengangguran menunjukkan rumitnya masalah pasar tenaga kerja imbas pandemi Covid-19.
“Menghidupkan kembali pasar tenaga kerja setelah pandemi mematikan adalah hal yang rumit,” kata Konkel, dilansir dari Associated Press, Jumat (4/6/2021).
Semua indikator ekonomi, lanjut Konkel, tidak bergerak secara bersama sehingga pemulihan ekonomi masih tidak mudah, terutama untuk mengembalikan pasa tenaga kerja ke kondisi sebelum terjadinya Covid-19.
“Mudah-mudahan kasus COVID-19 terus menurun karena jumlah orang yang divaksinasi meningkat. Kembali sepenuhnya ke kondisi normal pra-COVID sangat penting untuk pemulihan pasar tenaga kerja secara penuh,” lanjut dia.
Namun, di tengah masih banyaknya warga yang mengajukan bantuan untuk pengangguran, banyak pengusaha AS yang malah tidak menemukan cukup pekerja untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat.
Kurangnya tenaga kerja di beberapa industri, terutama di restoran dan di sektor perhotelan ini pun berdampak pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja pada bulan April dibandingkan dengan Maret.
Hal ini pun direspon 25 negara bagian di AS dengan rencana pemotongan paket bantuan negara bagian kepada para penganggur, termasuk tunjangan 300 Dolar AS (Rp 4,29 juta) per minggu, sebab bantuan ini dianggap membuat beberapa pengangguran enggan mencari pekerjaan.
Untuk informasi, pengajuan bantuan untuk pengangguran pada awal Januari mencapai 900.000 dan terus turun sepanjang tahun, meskipun jumlah ini diniliai tinggi dalam sejarah pengajuan bantuan pengangguran di AS:
Bahkan, sebelum COVID-19 melumpuhkan ekonomi AS pada Maret 2020, pengajuan secara teratur kurang dari 230.000 per minggu.
Hingga tanggal 15 Mei, total ada 15,4 juta orang menerima beberapa jenis bantuan untuk pengangguran selama pandemi, menurun dibandingkan 15,8 juta pengajuan pada minggu sebelumnya. Namun angka ini terus menurun dibandingkan pada Desember tahun lalu sebanyak 20 juta yang melakukan pengajuan.
(ar)