NTERNASIONAL, BININTA.com – Pada 23 Agustus setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Internasional Penghapusan Perdagangan Budak.
Peringatan ini berawal dari peristiwa pemberontakan di Santo Domingo (sekarang Haiti dan Republik Dominika) pada tanggal 22-23 Agustus 1791. Peristiwa ini memainkan peran yang besar dalam penghapusan perdagangan budak di dunia.
Sehingga dari peristiwa ini, PBB menetapkan tanggal 23 Agustus setiap tahun untuk diperingati sebagai Hari Internasional Peringatan Penghapusan Perdagangan Budak, seperti dikutip dari laman resmi UNESCO, Minggu (23/8/2020).
Hari Internasional ini ditujukan untuk memperingati tragedi perdagangan budak dan mengenang mereka yang mengalami tindakan perbudakan.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari proyek antar budaya “The Slave Route” atau “Rute Perbudakan” yang ditujukan untuk membangkitkan kesadaran kolektif terhadap latar belakang sejarah, metode dan konsekuensi dari tragedi ini.
Proyek ini juga dimaksudkan untuk analisis interaksi yang turut membangkitkan gerakan anti perbudakan di Afrika, Eropa, Amerika, dan Karibia.
Direktur Jenderal UNESCO mengundang para Menteri Kebudayaan dari semua Negara Anggota untuk menyelenggarakan acara setiap tahun pada tanggal tersebut.
Acara tersebut juga melibatkan seluruh penduduk dari negara anggota PBB, khususnya kaum muda, pendidik, seniman dan intelektual.
Hari Peringatan Internasional Penghapusan Perdagangan Budak pertama kali dirayakan di sejumlah negara, khususnya di Haiti (23 Agustus 1998) dan Goree di Senegal (23 Agustus 1999). Acara budaya dan debat juga mulai diselenggarakan.
Pada tahun 2001, Museum Tekstil Mulhouse turut berpartisipasi dengan mengadakan seminar tentang kain “Indiennes de Traite” (sejenis kain calico) yang dulu digunakan sebagai mata uang untuk pertukaran budak di abad ketujuh belas dan kedelapan belas.
Surat Edaran CL / 3494 tertanggal 29 Juli 1998 dari Direktur Jenderal ditujukan kepada Menteri Kebudayaan, mengundang semua Negara Anggota untuk mengadakan acara peringatan pada 23 Agustus setiap tahun. (Redaksi)