|
IPTU Awaludin Puhi, SIK sewaktu bertugas sebagai Kasat Lantas Polres Sangihe (Sumber Foto: fb Awaludin Puhi) |
FEATURE, BININTA.COM – Awaludin Puhi, sudah lebih dari 5 tahun mengayomi masyarakat Sangihe dan bertugas sebagai Kepala Satuan (Kasat) Lalu Lintas (Lantas) Polres Kepulauan Sangihe. Sosok polisi muda yang dikenal masyarakat friendly (akrab) dan kreatif ini kini pindah tugas ke Polres Bitung.
Selama bertugas sebagai Kasat Lantas Polres Sangihe, Puhi mengusung slogan “nggak kreatif itu nggak asyik” dan memandang kalau pendekatan yang kaku malah membuat
gap antara polisi dan masyarakat dan kadangkala dapat dicap garang dan berjarak dengan masyarakat.
“Makanya, Nggak Kreatif Itu Nggak Asik, menjadi slogan yang saya pegang. Dengan kreatif dalam pelaksanaan tugas, ada-ada saja bentuk unik dari pendekatan masyarakat yang bisa kita temukan,” ungkap Puhi, dalam bincang santai bersama kontributor bininta.com.
Ada beberapa ide kreatif yang dilakukan Puhi dan Kesatuan Lantas Polres Sangihe agar polisi lebih dekat dengan masyarakat, seperti video edukatif terkait taat berlalu lintas via tik-tok dan Masamper (Grup penyanyi) khas Sangihe, yang bahkan sempat viral di media sosial. Hal ini dilakukan selain agar masyarakat tertib berlalu lintas, juga untuk mengedukasi masyarakat terkait COVID-19.
Tak hanya itu, komunikasi dengan masyarakat agar menaati aturan berlalulintas-pun terbangun dengan ‘sindirian-sindiran’ humoris di tanda lalu lintas, semisal “Jangan Paksa Lurus, Awas Ada Mantan Ngajak Balikan” yang kadang membuat pengendara bukan lagi takut ditilang, melainkan merasa malu untuk melanggar.
Dari pendekatan tersebut, banyak pihak yang menilai tujuan mengedukasi masyarakat tentang Aturan Lalu lintas lebih tersampaikan dengan baik, terutama penggunaan helm, kelengkapan surat, hingga ketaatan pada tanda-tanda lalu lintas. Pendekatan ‘kreatif’ ini juga terbukti mampu membawa dirinya lebih akrab dengan banyak komunitas masyarakat, baik Pecinta Otomotif, Musik, Seni Pertunjukan dan lainnya.
Menurut Polisi jebolan Wiratma Bhayangkara tahun 2012 ini, kunci utama yang harus dipegang teguh polisi sebagai Penegak Hukum, Pelindung, dan Pengayom masyarakat adalah ketulusan dan keikhlasan dalam melayani masyarakat di setiap pelaksanaan tugas, sehingga bukan hanya menjadi agenda formalitas dengan mencari-cari kesalahan, namun benar-benar bertujuan menertibkan masyarakat.
“Caranya, ya dengan menjadi Polisi yang humanis. Dalam artian, mampu menempatkan diri sebaik, sesopan, dan seakrab mungkin dalam pelaksanaan tugas yang diemban, sehingga masyarakat yang ditindaki, bukan merasa dibebankan, namun merasa teredukasi, karna telah diberikan pemahaman yang tepat, dengan cara yang bersahabat,” ungkapnya.
Untuk kedepannya, Puhi yang akan memulai jabatan baru sebagai Kasat Lantas Polresta Bitung setelah masa 5 tahun 3 bulan di Polres Sangihe, yakni sejak menjabat perwira pertama kali di Nusa Utara selama 4 tahun, dan sempat pindah ke Manado, hingga kembali lagi sebagai Kasat Lantas Polres Sangihe selama 1 tahun 3 bulan, sehingga menjadikan Sangihe sebagai rumah yang ia cintai, dan ia-pun harus mampu menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap penghuni di dalamnya.
“Orang (Masyarakat) Sangihe itu, kalau sudah cinta, pasti cintanya tulus. Tapi, kalau sudah benci, pasti bencinya juga tulus. Makanya, dengan menjadi bagian dari masyarakat terutama pengguna jalan, ada sinergisme yang bakal terjalin, untuk kebaikan kita semua,” tutup Puhi, sekaligus meminta agar kedekatan antara polisi dan masyarakat tetap terjalin dan masyarakat tetap sadar dan taat aturan, dan selalu dekat dengan Polres Sangihe.
(Red03)