Presiden Iran Terpilih Ebrahim Raisi Tolak Bertemu Joe Biden

ebrahim raisi
Presiden Iran terpilih Ebrahim Raisi. (Foto: AP)

INTERNASIONAL, BININTA.COM – Presiden Iran yang baru terpilih, Ebraihim Raisi, mendukung rencana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan enam negara, tapi dirinya menolak bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.

Ebrahim Raisi (60) yang juga seorang ulama Iran dan pengkritik keras negara-negara Barat menyatakan, saat ini pemerintahannya akan fokus untuk memperkuat hubungan Iran dengan negara-negara tetangga di Teluk Arab.

“Kami mendukung negosiasi yang menjamin kepentingan nasional kami. … Amerika harus segera kembali kepada kesepakatan dan memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan itu,” kata Raisi, dalam konferensi pers di Teheran, Iran, Senin (21/6/2021).  

Negosiasi telah berlangsung di Wina sejak April lalu untuk mencari tahu bagaimana Iran dan Amerika Serikat dapat kembali mematuhi pakta nuklir, yang dibuang Washington pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump. Bahkan, Trump menerapkan kembali sanksi baru terhadap Iran.

Iran kemudian melanggar poin dari kesepakatan terkait pengayaan uranium, yang dirancang untuk meminimalkan risiko mengembangkan potensi senjata nuklir, meskipun hal ini kemuian dibantah Teheran.

Kendati sanksi AS telah melumpuhkan ekonomi Iran, Raisi mengatakan kebijakan luar negeri Iran tidak akan terbatas pada kesepakatan nuklir saja. Dengan dasar kesepakatan nuklir awal, dia menuntut AS untuk mencabut sanksi yang ada. 

“Semua sanksi AS harus dicabut,” ujarnya.

Raisi pun kembali menegaskan meskipun sanksi AS itu dicabut, dia menolak bertemu Biden dan bersikukuh bahwa AS harus kembali ke kesepakatan nuklir tahun 2015.

Menanggapi pernyataan Presiden Raisi, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, AS tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Iran dan itu tidak berubah sampai sekarang, sehingga Presiden Joe Biden tidak ada rencana untuk bertemu Raisi.

“AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran atau tidak berencana untuk mengadakan pertemuan antara pemimpin kedua negara,” kata Psaki, dikutip dari Associated Press, Selasa (22/6/2021).

Psaki menambahkan, Presiden Biden memandang pertemuan antara kedua negara tidak diputuskan oleh Ebrahim Raisi, sebab dia bukan pemimpin tertinggi Iran, melainkan keputusan ada di tangan Ayatollah Khameini.

“Keputusan tertinggi ada pada pemimpin tertinggi Iran,” sambung dia.

(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *